Saturday, June 12, 2010

Tak selamanya butuh Dalil ketika ingin berbuat kebajikkan

Hari ini Minggu 13Juni 2010 bertepatan dg tgl 1 Rajab, byk yg mengatakan bahwa Rajab adalah bulannya Alah. Tapi
banyak pula yg mengatakan bahwa percuma berpuasa ataupun melakukan amalan krn di bulan ini
krn dalilnya palsu.


Baiklah, di posting kali ini, saya ga akan bicara agama ataupun memasukkan unsur2 ayat d
dlmnya.
Kembali ke pada basis bahwa kita manusia adalah makhluk sosial.
Sekarang, terlepas ada atau tidaknya dalil yg menganjurkan kita berpuasa+beramal d bln rajab,
coba berpikir gamblang saja..
Selama hal tersebut adalah positif, tidak merugikan sesama bahkan membantu sesama, membantu
melatih diri agar lebih menjaga nafsu, serta bahkan kita IKHLAS menjalaninya...MENGAPA HARUS
DILARANG???


Stop mengatasnamakan dalil anu-ini-itu.
Apakah harus selalu mengandalkan dalil utk berbuat kebajikkan?


Saya adalah org yg selalu mendapat pandangan sinis dari sekelompok mata tak dikenal ketika saya
menumpang solat 5waktu di musholla umum.
Seakan menganggap, percuma bgt nih perempuan solat tunggang-tungging tapi berpakaian
seperti itu.
Atau menganggap bahwa saya salah tempat, saya seakan dibuat SALAH bila beribadah.
Saya sangat mengagumi fashion masa kini, saya gemar berpakaian sedikit sexy (bukan mini yah),
saya pemuja tren.
Tapi bukan hak mereka utk melarang saya solat 5waktu. Karena tiap2 individu punya cara nya
masing2 utk berkomunikasi dg Tuhannya, hablum minallah.


Itu adalah contoh kecil tentang kebebasan manusia untuk memilih amalannya & menjalankan
sesuai dg ketentuan.
Berbicara mengenai kaidah, tentunya boleh dijadikan acuan, namun bukan harga mati bagi saya :
)


Kembali mengenai puasa Rajab yg katanya dalilnya lemah atau bahkan dibilang palsu.
Sekarang, dalil yg mengatakan bahwa hukumnya makruh pun bahkan TIDAK ADA.
Sekali lagi saya ingatkan bahwa Rajab adalah 1 dari 4 bulan Muharram yg artinya dimuliakan;
bulannya Allah.


Jadi apa salahnya berlomba-lomba berbuat kebajikkan bukan? :)


Almarhum papa saya dulu telah memenuhi pikiran saya & mengajari saya banyak tentang
MENGAMBIL KEPUTUSAN atau menentukan pilihan & menjalaninya sepenuh hati.


Tiap manusia punya hablum minallah nya masing2.
Byk yg bilang berpuasa & amalan yg dikerjakan slama bulan Rajab itu BID'AH.
Tapi buat aku, selama hal tersebut POSITIF & menjalankannya dg IKHLAS, apa salahnya utk d
jalankan, bukan? :)
Kita punya cara masing2 & biar nantinya pengadilan Allah yg menentukan nilai amalannya.


SELAMAT BERPUASA RAJAB :)

7 comments:

Johannes Krauser II said...

Setahu saya sih, selama bukan termasuk hari yang haram puasa (dua hari raya, 6 hari syawal dll), ga ada masalah ya.. :D

Agita Puspita said...

Kl stiap kita melalukan kebajikan
Selalu dtanya trlebih dahulu
Mana dalilnya mungkin makin sdikit orang
Yg mencari pahala..
Mungkin mereka akan malas"an contoh
"Buat apa puasa rajab ga da dalilnya"
Trlalu memilah" ibadah itu ga bagus lho..
Selama ga diharamkan it's ok...

Anonymous said...

assalamu'alaikum...
Alhamdulillah..sy snang skali mbk mo ttp mjg ibdh sbg seorg muslimah.
Sy ada bebrapa link bgs ni mbk yg jg mbhs2 ttg bulan rajab: (1) http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/amalan-di-bulan-rajab.html (2) http://muslimah.or.id/hadits/taisir-musthalah-hadits-7-maudhu.html . Moga bmanfaat. :)
assalamu'alaikum.

humaidynix said...

yang berhak menentukan ibadah seseorang sah/tidak hanya ALLAH. manusia tidak berhak menghakimi manusia lain, karena ibadah adalah wilayah private Manusia dengan ALLAH SWT. setuju g ma pendapat lo, gak usah terlalu dengerin orang lain.

ahuot89 said...

Salam...
sebelumnya salam dari blog walking...setuju n G'..heheheee

cuman mau bilang aja : "Cobalah untuk menerima Hukum² yang di beri-Nya karena itu kita harus ikhlas manerimannya"...n " KLO URUSAN DUNIA KAMU (manusia) yang JAGO, tp KLO dah MASUK URUSAN AGAMA (kembali aja ke Hukum yang ada (ikhlas nerima)"....

pakaian boleh tren tapi????...( cobalah tuk ikhlas)...

saya g meksud tuk menggurui tapi q lbih senang berdiskusi (NO DEBATE)...OK THANKS!!!

Salam hangat blogwalking

Ahuot89

Rafid said...

Kalo saya dalam masalah fikih tentu mengikuti aja aturan berdasarkan AL Qur'an dan Sunnah. Karena tidak punya kemampuan menganalisa, saya percayakan masalah fikih ke orang/mujtahid yang kualified, adil dan terpercaya untuk diikuti. Jadi hidup ini ringan, hanya melakukan satu aturan aja. Jadi biar orang bilang ibadah ini dalilnya palsu atau makruh tidak masalah soalnya saya sudah punya mujtahid acuan sendiri yang mampu mengecek dan menganalisa dalil agama. Muslim Indonesia umumnya tidak punya mujtahid acuan sehingga mereka dibuat repot bila ada perbedaan pendapat, yang sebenarnya wajar.

gustri.com said...

Iya sih, gw SETUJU kalau mencermati judulnya. Namun hasil petuah dari org yg ahli, dalam urusan ibadah maka semua haram kecuali ada tuntunannya. Sebaliknya, dalam urusan dunia kita semua diperbolehkan kecuali yang dilarang.

Umpamanya begini, sholat maghrib itu 3 raka'at. Bukan berarti lebih banyak itu lebih baik (Tanyalah Tuhan?) Andaikan dicari larangannya pasti juga nggak ada kan? Mana ada hadist yang melarang sholat maghrib 5, 10, 35, 1000 rakaat? Kalau dicari tuntunannya sih jelas ada.

Kemudian bgmn dengan ibadah puasa? ayo jangan patah semangat belajar islam. Saya mulai tertarik....