Thursday, August 18, 2011

Don't Kill The Messenger

Postingan berikut merupakan buah tulisan dari sahabat menyerupai saudara perempuan beda ibu+bapak yang saya cintai. She goes with a nick "Widya Cat Lady". Memohon-mohon sambil merengek penuh drama agar tulisan ini dimuat di blog saya, IYAH BLOG SAYA..!!! Namun kalo sudah cinta mati yah pasrah aja ditodong begini. Gaya bahasa tulisan khas WCL sendiri, jadi teman2 harus lebih ekspresif ketika membaca posting-an ini.
Tulisan inipun semata-mata dia buat karena didasari kecintaannya akan potensi sepakbola di negeri Indonesia tercinta. WCL, 26tahun (sejak tulisan ini dimuat) sudah berkecimpung di dunia jurnalis olahraga selama kurang lebih 7tahun. Recently, she works as sportcaster/anchor at Metro TV. She's one of the coolest chick with an extremely smart brain. She's one of a kind.
Apabila ada yg tersentuh atau tersinggung atau merasa sepenanggungan dengan postingan berikut, semuanya kita kembalikan ke nalar masing-masing.

One thing for sure: "DON'T KILL THE MESSENGER"

----------------------------------------------
Nope...bukan terinspirasi dr lagu one hit wonder itu...ini kisah soal si Udin Beckham di kampung Cisule...adalah Syaifudin nama lengkapnya,mengenai embel2 Beckham di belakangnya konon krn Udin mampu membuat "banana shot" alias tendangan melengkung macam Beckham..

Udin adalah anak sulung dr 2 bersaudara,ayahnya hilang sejak dirinya kelas 1SD,sementara emak menopang hidup keluarganya dengan menjadi buruh cuci dan menjual jajanan pasar. Udin sendiri siswa smp yg biasa2 saja,sampai suatu hari dia bermain bola di ajang 17 agustus an di kampungnya,dan membuat "banana shot" td..dari situlah dirinya disebut Udin Beckham.

Kebetulan guru olahraga Udin,pak Zul, melihat aksi nya,dan menyadari bahwa sang anak pny bakat terpendam. Sampai lah pak Zul berniat melatih Udin,agar bisa diikutsertakan dalam kompetisi sepak bola antar sekolah...

Ternyata pak Zul ini punya sense yg sama dengan Sir Alex mengenai bakat dan skill pemain. Terbukti,Udin di bawah komando latihan disiplinnya menjelma menjadi atlit..hampir atlit...,latihan fisik,dribbling,passing dll...hingga nama Udin Beckham selalu dicantumkan pada starting eleven..

Berbagai level kompetisi pun dilahapnya,antar sekolah,RT-RW,sekecamatan,dan akhirnya...se-provinsi....terimakasih kepada pak Zul,Udin pun berhasil lolos sebuah akademi sepakbola ApaRintis yang menggembleng anak-anak U-15,yang nantinya akan ditarik ke timnasInd. Banyaknya kompetisi yg diikuti Udin pun terlihat jelas pada sepatu Eagle (satu2 nya warisan dr sang ayah,yg bahkan bukan sepatu khusus bola) nya yg semakin memprihatinkan...namun sebagai anak yg tahu diri dan sayang dengan orang tua,dirinya tak berani meminta sepatu...dia tau emak tak sanggup diberi lagi beban tambahan berupa sepatu bola..namun di sisi lain,pertandingan yang akan diikutinya bersama tim Aparintis bulan depan itu berlangsung di Singapura...ini adalah pertandingan internasional..besar...dunia...Udin clueless....yang Udin tidak tahu,sang emak pun sedih melihat kenyataan bahwa sang anak perlu sepatu untuk menunjang prestasi nya..emak hanya bisa berdo'a...

Tapi Tuhan memang penyayang anak yatim...tiba2 saja emak mendapat sebuah liontin dari dalam sabun cuci 500perak!!! Emak kemudian tergopoh2 ke pasar,menjual liontin yang seharusnya bertengger di lehernya...instead,dia membeli sepatu khusus sepakbola untuk Udin...emak pun memilih Super Black 007 untuk Udin..

Kaget,terharu,bahagia...ketika emak memberikan sepatu itu di hadapan muka remaja tanggung itu...maka dalam kompetisi pertama bersama akademi ApaRintis itulah Udin Beckham berlaga dengan SuperBlack 007!!

Pertama kali foto paspor,pertama kali naik pesawat,pertama kali ke luar negeri,membuat Udin terlihat sangat ndeso...namun gol yg dia ciptakan...berkelas dunia..dalam ajang International Soccer Tournament U-15 itu,Udin berhasil mencetak hattrick,dan membuat Ind meraih medali emas!!!!

Sepulang ke tanah air,ApaRintis membuat rekomendasi atas prestasi Udin Beckham ke PSSI...hingga saat ini mmg blm di follow up krn mungkin PSSI sendiri msh membenahi manajemen barunya..

Namun yang pasti...Udin berlari membawa medali emas kebanggaan nya,menerjang pintu rumah reyotnya,dan langsung memeluk emak tersayang...Udin pun mengalungkan medali emas itu ke leher emak..."Ini emas untuk emak..anggap saja pengganti kalung tempo hari mak" :')

Moral cerita: tidak ada batasan untuk siapapun untuk berprestasi,label ndeso,dan kere bisa diluluhkan dengan kerja keras dan kesungguhan...prestasi memang tidak selalu berbanding lurus dengan kondisi ekonomi,medali memang tidak bisa dikonversi menjadi nasi...namun yang tidak terbeli adalah harga diri alias dignity...Udin memang tidak bisa mengurangi angka kemiskinan,atau mereduksi jumlah koruptor,namun setidaknya dia menciptakan prestasi..hal yang nyata bagi emak...dan bangsa...Indonesia Raya...Merdeka!!!

Tuesday, April 26, 2011

Diam.....

Ketika menjumlahkan angka-angka cobaan menjadi mengharap akan keajaiban berkah..
Tuhan tidak meminta kita bersikap seolah tahu akan pembenaran...
Dan pulanya kini aku hanya berlari di tempat, di pusaran hati yang tersendat...
Jejak akan jemari yang berusaha terus menggenggam...

Kemarin, wajah dia tetap terbentuk di langit-langit kamar...
Ketika membuka mata, hanya dia yang tetap terbayang di langit-langit mimpi...
Buliran hujan menggantung di sudut atap rumah..
Ketika yang ku ketahui bahwa ditiap diamku selalu tersimpan doa..
Mengucap namanya ditiap doa..
Mengucap doa ditiap diam..

Monday, February 21, 2011

Cahaya Saya

"Permisi, apakah anda sempat melihat cahaya merah jambu melintasi jalan ini?" Pertanyaan dari seorang gadis menghentakkan diriku dari heningku.
Wajahnya tampak asing namun berbalut sinar lembut seakan menyebar rasa bersahabat dari sudut matanya.
Berperawakkan cukup tinggi dengan postur tubuh berisi, dia tersenyum sambil meminta maaf....
"Maafkan, sungguh maafkan saya tidak bermaksud mengejutkan anda. Saya harap anda tidak marah."
Aku pun menjawab, "Pernahkah kau temukan dalam sejarahnya bahwa aku pemarah? Tidak, bukan."
Aku pun tersenyum sambil menghampirinya.

Kulanjutkan kalimatku, "Mengapa kau tidak berhenti juga, wahai insan? Bukankah wahyu sebelumnya telah sampai bahwa cahaya itu bukan untukmu. Seharusnya kau tetap berjalan di garisan takdirmu."
Air muka gadis itu berubah sedih, dia mundur dua langkah lalu terbata-bata dia berkata, "Saya tidak pernah ingin menukar takdir. Namun saya tahu mana yang saya mau dan siapa yang saya inginkan. Cahaya tersebut kerap memanggil saya, tak mungkin tak beralasan hadir sinarnya di hidup saya."
Aku menggeleng keras, "Berhentilah, jangan membuat pekerjaanku menjadi sulit."

Gadis itu membungkukkan badan seraya berkata, "Saya tahu tidak ada gunanya memaksa anda. Saya hanya bisa menitip barisan doa agar anda sampaikan pada-Nya. Kalau bisa memilih, saya tetap akan mengejar cahaya merah jambu itu."
Aku menjawab, "Tidak perlu kau sampai tertunduk menangis. Cahaya merah jambu itu bukan untuk kau. Jangan buang air mata kau, aku tidak bisa berbuat banyak. Ikhlaskan cahaya tersebut pudar. Percayalah, sinaran lain akan memancarkan warna yang lebih indah."

Gadis tersebut mengangkat wajahnya dan ternyata dia tidak sedang menangis, "Saya tidak mengeluarkan air mata, yang saya lakukan tadi adalah sekedar memohon sedikit waktu lagi untuk bisa menikmati cahaya tersebut. Untuk sekarang, biarkan saya mengejarnya hingga pudar."
Gadis itu tersenyum, mengucap salam sebelum dia berlalu...

Kutarik tangannya, "Berhati-hatilah SAYA. Jangan biarkan hatimu jatuh lebih jauh."
Dia mengangguk seraya berkata, "Terimakasih banyak, Yaa Jibril...."

Dan gadis bernama SAYA itupun kembali mengejar Cahaya yang dicintainya....
Cahaya yang pada akhirnya dia pun ketahui, tak akan menjadi miliknya......

Saturday, February 5, 2011

....Mencintai Tanpa Harus Memiliki...

Buat apa? Membaca judulnya saja sudah malas angot-angotan..
Saya selama ini selalu meninggalkan langsung segala sesuatu yang tidak pasti, apalagi yang tidak bisa dimiliki..
Namun deretan pertanyaan terus bergelantung di sudut terkecil ruang otak saya..
Mengapa saya cenderung menjatuhkan diri ke pribadi yang tidak menggubris keberadaan saya?
Mengapa saya malah acuhkan mereka yang mencurahkan jiwa dan raganya bahkan demi hanya secuil perhatian kecil dari saya?

Mengapa saya lebih sering menempatkan diri hanya sebagai "pilihan" bahkan hanya sebagai "pelengkap" saja?
Renungan pun dimulai..
Saya sering menyebutnya sebagai "percakapan kepada diri saya sendiri", imajinasi monolog tanpa verbal terucap..
Mungkin beberapa lebih suka menyebut proses tersebut sebagai "introspeksi"..

Kalo boleh mengutip lirik Ne-Yo di lagu Go On Girl:

"I was there inviting her into my heart, she was my night time, thought I was her star."

Okay tentu saja sebaiknya kata-kata 'HER' kita ganti dg 'HIM', 'SHE' menjadi 'HE'..
Hahahahahaaaaa.....
Banyak sosok yang datang dan pergi dalam hidup kita yang bahkan kita tidak menyadarinya bahwa magnet sebenarnya adalah DIRI KITA SENDIRI.
Kita yang mengundang mereka yang (nantinya) menyakiti/menyia-nyiakan kita untuk masuk ke dalam hidup kita..
Semata-mata demi memberikan kita pembelajaran hidup, karena bagaimanapun hati yang tersakiti mampu menciptakan keajaiban..

Bahkan seorang petualang cinta seperti Cassanova pun pernah patah hati..
Semua butuh mengalami proses.....
Tentang mengapa kita kerap terjerumus ruang gelap yang serupa, dejavu tingkat akut, rasa sakit yang terulang... Hmmm... Semua pertanyaan kembali ke hati kita..
Karena cinta pada dasarnya hanya butuh PELUANG...

Buat saya, cinta hanya masalah kontak jiwa :)

Saya mengemas semua bagasi harap, tanpa butuh air mata..
Karena saya tidak butuh menangisi diri bila tengah hanya menjadi pilihan atau hanya pelengkap saja..
Pergi. Tinggalkan. Berlalu.

--I'd rather die single than becoming option number-something... I am dead serious.--

Wednesday, January 26, 2011

.Music is the food of my soul

Hey everyone!!
Have u check my videoclip "I Give You Me" featuring Keith Martin?
U can check it on youtube, here's the link ----» http://bit.ly/fdI8zi

Jangan lupa juga aktifin RBT/NSP nya:
XL ---» 10129612
Tsel/Flexi/esia ---» 5530057
FREN ---» 553005700

Please support my music!!
Spread it so I can do more exposure and hopefully can have a gig at your town.

Xoxo, S.

Saturday, January 15, 2011

Nafas Dari Yang Terbuang

Pernahkah kalian merasa berada di posisi "underdog" dalam kisah percintaan?

Menjadi yang terbawah dan (sering) ditinggalkan..
Menjadi yang kerap dikecewakan dan luput dari romansa..
Menjadi yang terbuang dan bahkan tidak dianggap..
Menjadi peralihan dari mereka yang sesungguhnya memuja pribadi lain..
Menjadi penampungan gelora dari nafsu yang tidak sensitif...
Menjadi putik yang terbuang dari kelopak yang dipetik...
Menjadi bagian kecil dari pilihan bukan malah menjadi prioritas...
Menjadi hembusan angin dari kipas raksasa milik sang tuan puteri..
Menjadi yang selalu kalah.....

Sesungguhnya itu hanyalah pilu sesaat.. Ketika hati tersakiti, mengirim sinyal ke gelombang otak untuk mengeluarkan air mata..
Namun faktanya, kalian akan baik-baik saja..
Bongkahan perih pasti akan terobati..
Setiap luka akan berbuah makna...
Pintar-pintar membaca sinyal yang Tuhan berikan...
Percayalah, semua akan baik-baik saja..