Friday, May 30, 2014

WHY GILI TRAWANGAN ?

Kalo denger pantai di Indonesia, Bali memang punya tahtanya sendiri. Belum lagi dengan fasilitas super lengkap yang ada di pulau dewata ini. Bali for me is the right place to party. One stop entertainment. Semua ada di Bali.

Tapi seiring usia dan kemelut permasalahan hidup yang tidak se-sederhana masa muda-an dulu, Bali sudah terlalu bising buat saya.
Memang masih banyak titik lain yang menawarkan sepi, damai dan keindahan alam tanpa jedak-jeduk hura-hura keramaian di Bali, tapi jujur untuk kantong saya, harga liburan di titik-titik tersebut lumayan menguras :'D

Lalu hadirlah Lombok 4tahun yang lalu dalam hidup saya. Awalnya hanya untuk bekerja, syuting program TV "Danamon Semangat Bisa" saya melanglang untuk kali pertama ke pulau indah ini.
Sesampai di Mataram, saya langsung menuju Desa Sade, meliput mengenai suku Sasak dan tradisinya. Iyess termasuk ngepel lantai rumah suku Sasak pake (maaf) kotoran kerbau hahahaha.. 
That was unforgettable experience for sure :D

Lalu bersama crew kami lanjut ke titik berikutnya yakni "Air Terjun Sendang Gile". Langkah menapaki akses yang sudah dibangun memudahkan jalan kami menuju lokasi walopun cardio tak dapat dihindari. Posisinya turun kebawah otomatis menuruni ratusan tangga bukanlah persoalan buat kami.
Sesampainya disana saya hanya dibuat ternganga melihat indahnya Air Terjun ini.
Usai melakukan pengambilan gambar di lokasi ini, kami semua diminta bergegas naik ke atas kembali.
NAIK KEATAS? Yupppp tandanya tanjakkan menanti, jelas lebih gampang turun daripada menaiki ratusan anak tangga yang super licin itu.
Setelah peluh berlimpah dan degup jantung yang sangat kencang, kami sampai juga diatas atau titik awal kami turun tadi.
PU (pekerjaan/pembantu umum) membawakan kalengan minuman ion yang dingin, dan kami semua berjeritan seakan bertemu dengan idola masing-masing hahahahahaa..

Lanjut kami menuju ke Tanjung Aan    dimana keindahan diatas keindahan berdiri megah disana. Airnya yang tenang tanpa ombak nampak memantulkan kilauan seperti permata diatas air. Ada tebing kecil disamping yang harus saya naikki untuk pengambilan gambar. Sesampainya diatas, saya langsung menangis sejadi-jadinya, bukan karena sedih tapi pemandangan yang terlalu indah membuat saya merasa menjadi manusia yang sangat kecil tidak ada apa-apanya di dunia ini :')

Jelang tahun 2012 saya kembali berkunjung ke Lombok, kali ini kembali untuk bekerja sebagai MC dalam acara "Test Drive The New Toyota Fortuner" bersama rekan-rekan media.
Kali ini saya beruntung mendapatkan fasilitas bintang lima dan menikmati resort megah yakni OBEROI, harga termurah per villa nya di banderol mulai dari 8juta rupiah /night. GILA! Hahahahaha.. Tapi harus diakui memang hunian liburan satu ini memiliki kualitas kelas dunia. SEMPURNA.

Tiga hari dua malam saya beruntung menginap di The Oberoi Lombok. 

Tak tanggung-tanggung, bahkan kita lunch di Novotel dengan view Pantai Kuta, Lombok. Lokasinya dekat dan melewati si cantik Tanjung Aan.

Lalu untuk makan malam kami dijamu di Hotel Tugu, hotel bintang lima dengan interior eksentrik dan super luxurious.

Tuhan sangat sayang kepada saya kala itu, betapa segala kebahagiaan dunia bisa saya rasakan disana, gratis! Malahan saya dibayar untuk itu semua. Alhamdulillah...

Dan di trip kedua inilah saya akhirnya merasakan menyebrang ke Gili Trawangan untuk kali pertamanya. 
Dengan private speedboat, Team Toyota menyebrang ke Trawangan (tapi tanpa menginap). Kami sarapan pagi di Villa Ombak sambil snorkeling dan bersepeda.
Sesampainya di Gili Trawangan, ada rasa berbeda yang menusuk hati saya, bukan rasa sakit tapi seakan rindu yang hadir begitu dalam.


Dan kemudian saya menyadarinya bahwa rindu itu adalah rasa tenang dan damai, menyatu dengan alam dan kasih sayang Tuhan yang memberikan sajian pemandangan maha sempurna.
Gili Trawangan telah hadir mengingatkan tentang rasa rindu tersebut.
Rasa rindu akan ketenangan. Terdengar sederhana tapi tidakkah kalian pun rindu memiliki rasa tenang seperti itu.

Pernahkah kalian merasa tertekan padahal tengah berlibur?
Pernahkah gusar muncul dikala bersantai di pinggir pantai?
Pernahkah kalian khawatir tiap berjalan kaki di malam sunyi senyap di pinggiran jalan padahal kalian tengah berlibur?
Jujur saya adalah orang yang pernah merasakan itu ketika tengah berlibur ke Bali. Mungkin terdengar berlebihan tapi kita tidak bisa terlalu "lepas" di Bali, harus ada kontrol, harus berada dalam team. Bali adalah pilihan liburan terbaik beramai-ramai bersama keluarga atau sahabat. You need to stick around while you in Bali.

But in Gili Trawangan, you really get loose. 
Loosen up
Get lost and blend with the nature.
You hear no evil.
You speak no evil.
You see no evil.


Gili hadir dengan udara bersih bebas asap kendaraan bermotor. Matahari yang menyengat dengan ramah bukan panas globalisasi. 

Pemandangan indah sepanjang pesisir pulau, gratis tanpa perlu bayar biaya masuk.
Makanan dan minuman murah dengah rasa yang lezat.

Hospitality yang menyenangkan dan membuat kalian berada di surga.


Tahun 2013 saya kembali ke Gili dalam rangka honeymoon.
Tahun 2014 Alhamdulillah saya bisa ke Gili lagi.
Dan saya berdoa di tahun 2015 saya bisa kembali lagi ke Gili Trawangan, dan mereka belum berubah.
Tetap menjadi Gili yang indah tanpa kapitalisasi.



Gili Trawangan, Life is a BEACH.

Wednesday, May 21, 2014

AKU SUKA JAJAN, KAMU SUKA JAJAN. SUDAH JANGAN BILANG SIAPA-SIAPA.

Disuatu siang terik menyengat menembus kulit langsatku seakan tak sudi memberi ruang di sudut mataku agar tidak menyipit kesilauan.
Deru asap dari roda dua dan roda empat di kiri kananku seakan memastikan kalo diriku tidak layak bahagia siang itu...

Pasangan hidupku yang dijuluki dengan gelar "SUAMI" pun mengemudi dengan peluh beradu keluh. Wajah tampannya kini tak ubahnya bak abang-abang supir morena yang letih ketika melewati jalur lintas sumatera.
Aku pun melengos sebelum hati ini ilfeel..
Sayangnya lengosan-ku kalah cepat darinya, karena dia pun nyaris ilfeel melihat aku ongkang-ongkang kaki disampingnya sambil bermain candy crush dan leha-leha seakan-akan diriku adalah keturunan keluarga cendana..

Namun perlahan tapi pasti, cahaya harap mulai menerangi jalan kami berdua.
Ketika saksi bisu pengkolan mampang menjadi rekaman momentum indah di raut wajah kami.
Dari jauh kami sudah menjerit, suami pun histeris melihat cahaya surga itu..

Kilatan cahaya surga menari-nari sambil terpantul melalui kaca depan mobil butut kami... Dan cahaya itu pun semakin terasa dekat, seakan bisa kami genggam dengan berlinang air mata..
Iringan paduan suara seakan hadir di bayang semu pikiran kami, merdu menyanyikan senandung "INDAAHHHH....TERASAAAA INDAAAHHH...." dengan iringan akustik dari alam bawah sadar kami.

Saudara-saudaraku,
Tepat dihadapan kami, berjejer gerobak-gerobak surga...
Yang menjajakan pemuas dahaga surgawi...
Mereka hadir dengan nama-nama magis yang maha sempurna.
Mereka adalah..... CILOK, BATAGOR DAN KUE CUBIT SETENGAH DEWASA.

Cilok adalah bulatan penuh keindahan yang menyajikan kejutan di gigitan bodi tengahnya. 

Batagor hadir menari-nari dengan balutan pangsit dan kuah kacang yang minta diacak-acak gemes.

Dan kue cubit setengah mateng adalah cerminan fase menuju kedewasaan. Kue cubit adalah pancake dalam kearifan lokal. Kue cubit menyajikan sensasi berbeda ditiap rasa yang pernah hadir diantara kita....

Setir dibanting kejut kearah kiri, sahutan klakson protes menyambar-nyambar dibelakang kendaraan kami.
Tapi semua tak kami hiraukan karena ada dewa-dewi khayangan dihadapan kami..


Maka kami beranikan melamar niat baik kami dengan titah perlahan dan penuh kemantapan "BANG, CILOKNYA DUA BUNGKUS. BATAGOR 1 BUNGKUS. DAN KUE CUBIT NYA 1 BUNGKUS. PASTIKAN KUE CUBITNYA SETENGAH DEWASA KARENA SEMUA BUTUH. KESABARAN, BIARKAN MEREKA SEMUA DEWASA PADA WAKTUNYA."

-------------- hening -----------------
Abang ciloknya cuma nganga sekitar 7detik. Saya tegur dengan wibawa lembaran tiga puluh ribuan "simpan saja kembaliannya, bang.."

Abangnya nelen ludah dan cuma bisa berkata ..... "Kurang dua ribu, neng..."

Tuesday, May 13, 2014

Belajar dari Abraham Lincoln

Bentar lagi Pilpres, gema ramenya rusuhnya sudah membahana sejak awal februari 2014.
Jakarta jadi target utama kampanye, tapi kota-kota lain di Indonesia pun tak luput dari sorotan para calon-calon yang notabene sebenarnya anget-anget tahi ayam saja.
Nama baru membuat gebrakan, sebut saja inisialnya JOKOWI :p
Nama lama yang bercokol di order baru dahulu pun mengais-ngais kembali perhatian publik pertiwi.
Nama lama yang menghimpun kekuatan dari nafas-nafas baru pun tertatih-tatih menyusun mimpi lamanya yang belum terwujud.
Koalisi mumpuni mulai digelar layaknya dagelan akbar lima tahun sekali.
Penontonnya ada yang menua dan bosan selepas didikte 32tahun lamanya.
Ada pula penonton baru yang masuk dalam golongan "anak layangan". Penonton baru ini pun gemar saya julukki dengan sebutan generasi ORDE TINTA CELUP.

Bijaklah dalam memilih calon pemimpinmu. Bahkan di islam dianjurkan pemilihan ulul azmi yang sesuai syariat. Kita negara majemuk, tentukan syariat yang sepenuhnya memihak rakyat, bukan hanya untuk agama tertentu atau suku tertentu.
Pilihlah pula ibu negara yang nrimo masukkan publik dan meng-implementasi-kan amanat dalam jalan kebenaran bukan jalan ketenaran status sosial.
Pilihlah pula wakil rakyat yang tahu jalan pulang kerumahnya tiap selesai bekerja sehingga tanpa perlu dikawal riuhnya bunyi sirine blokade jalan, pilihlah mereka yang bersedia ikut serta merasakan macet bersama-sama ribuan wajah letih lainnya di pukul 4.30 sore...
Pilihlah pemimpin bangsa yang tahu mana prioritas negara dan integritas bangsa sehingga kantung mata yang terbentuk di bawah matanya adalah guratan letih karena tak henti berdedikasi untuk rakyatnya.
Bukanlah siratan kemelut diotaknya memikirkan lirik lagu untuk album kepresidenan berikutnya....

Belajarlah dari potongan singkat dari isi surat berikut ini. Surat yang ditulis tangan oleh mantan presiden Amerika Serikat, Abraham Lincoln kepada guru yang akan mengajar putranya....


“My son starts school today. It is all going to be strange and new to him for a while and I wish you would treat him gently. It is an adventure that might take him across continents. All adventures that probably include wars, tragedy and sorrow. To live this life will require faith, love and courage.

So dear Teacher, will you please take him by his hand and teach him things he will have to know, teaching him - but gently, if you can. Teach him that for every enemy, there is a friend. He will have to know that all men are not just, that all men are not true. But teach him also that for every scoundrel there is a hero, that for every crooked politician, there is a dedicated leader. 

Teach him if you can that 10 cents earned is of far more value than a dollar found. In school, teacher, it is far more honorable to fail than to cheat. Teach him to learn how to gracefully lose, and enjoy winning when he does win. 

Teach him to be gentle with people, tough with tough people. Steer him away from envy if you can and teach him the secret of quiet laughter. Teach him if you can - how to laugh when he is sad, teach him there is no shame in tears. Teach him there can be glory in failure and despair in success. Teach him to scoff at cynics. 

Teach him if you can the wonders of books, but also give time to ponder the extreme mystery of birds in the sky, bees in the sun and flowers on a green hill. Teach him to have faith in his own ideas, even if every one tell him they are wrong. 

Try to give my son the strength not to follow the crowd when everyone else is doing it. Teach him to listen to every one, but teach him also to filters all that he hears on a screen of truth and take only the good that comes through. 

Teach him to sell his talents and brains to the highest bidder but never to put a price tag on his heart and soul. Let him have the courage to be impatient, let him have the patient to be brave. Teach him to have sublime faith in himself, because then he will always have sublime faith in mankind, in God. 

This is the order, teacher but see what best you can do. He is such a nice little boy and he is my son.



Monday, May 12, 2014

15 Years Is Not Enough

Hi guys remember the horrible story that happened in JIS (Jakarta International School) last month (April 2014)?
Since the story brought to the public, the whole world talked about it. Everyone are against child abuse or sexual abuse/harrassment. This is unacceptable!

Then the drama still on. It kept going with more drama behind it. When JIS finally admitted that their kindergarten does not have permission from the goverment yet. The commisionary fails to convince public about their legality as school. The ISS never made a public appearance in conjuction of the polemic. The parents divided into two parties; pros and cons. And even crazier, the suspect found dead a week after the investigation, initially drank a bottle of chemical for floor cleaner AND the parents of the suspect refused to do the body autopsy and closed the case as if nothing was happened.

Don't we all feel that something fishy is (still) going on even until today?
Forget about JIS for a minute and let's talk about kids in Cilacap that got harrased by their own teacher for years!
Or about that one girl in Palembang who got raped by 7 bastards and got abducted to Lampung for several days by a person who promised her to save her but instead he raped her more!!! SICK!

Don't we all tired of that crime?
Don't we feel like we have to do something?
We are from the voice of the public but we do not know where to start.
I'm inviting everyone to contribute whatever it takes and whatever you have or you can do to fight for the right.
The people voice is bigger than the bureaucracy itself. Believe that.

My dear friend Jeane Fellma Juni Panjaitan started this movement "15YEARS IS NOT ENOUGH" with @pasukanjarik.
Please contribute your part, start from following their Instagram, twitter and Facebook account. 
Spread the good news! Let everyone know that our child will be safe if we all unite for the good movement.

Pasukan Jarik will start their first march on :
19 May 2014
4-7pm
Location at Bundaran HI

Dresscode: 
1. White t-shirt
2. Children school bag
3. Jarik (gendongan anak dari batik)

More details on their Facebook / Twitter / Instagram account.
And please spread this news!
You never know what will happen next if we just sit back and not trying to change anything.

SAVE OUR CHILDREN.



(My English is horrible, I know, but I hope everyone understand my intention here. At least I am trying, How about you?)

Memorabilia

Jemu termenung menatap waktu.
Proyeksi yang diputar didalam kenangan batin.
Sudah tiga hari berturut-turut alam mimpi memutar rekaman yang sama.
Kisah yang terlambat satu dasawarsa...
Bongkahan kisah tentang menabur dan menuai cinta dan asa.
Kisah yang pernah dianggap sempurna.

Cerita mereka begitu hebat hingga masa depan pun tidak bisa membasuhnya..
Ada air mata yang lupa meminta maaf disana.
Ada tangis yang lupa pamit pergi disudut kisah.
Andai kenangan bisa dikikis dengan kencangnya arus laluan waktu..

Dia datang kembali mengunjunginya, sambil sesekali menangis di alam mimpinya..
Jiwa yang tersakiti terus memanggilnya menanyakan sisa maaf yang belum terucap.
Jiwa lain yang kesepian terus mengucap rindu akan kisah di masa lalu.

Jiwa memang sudah memberi maaf tapi hatinya memiliki mata yang tak akan luput dari perihnya air duka.
Kisah mereka terlalu hebat..
Kisah yang terlambat satu dasawarsa.