Monday, February 21, 2011

Cahaya Saya

"Permisi, apakah anda sempat melihat cahaya merah jambu melintasi jalan ini?" Pertanyaan dari seorang gadis menghentakkan diriku dari heningku.
Wajahnya tampak asing namun berbalut sinar lembut seakan menyebar rasa bersahabat dari sudut matanya.
Berperawakkan cukup tinggi dengan postur tubuh berisi, dia tersenyum sambil meminta maaf....
"Maafkan, sungguh maafkan saya tidak bermaksud mengejutkan anda. Saya harap anda tidak marah."
Aku pun menjawab, "Pernahkah kau temukan dalam sejarahnya bahwa aku pemarah? Tidak, bukan."
Aku pun tersenyum sambil menghampirinya.

Kulanjutkan kalimatku, "Mengapa kau tidak berhenti juga, wahai insan? Bukankah wahyu sebelumnya telah sampai bahwa cahaya itu bukan untukmu. Seharusnya kau tetap berjalan di garisan takdirmu."
Air muka gadis itu berubah sedih, dia mundur dua langkah lalu terbata-bata dia berkata, "Saya tidak pernah ingin menukar takdir. Namun saya tahu mana yang saya mau dan siapa yang saya inginkan. Cahaya tersebut kerap memanggil saya, tak mungkin tak beralasan hadir sinarnya di hidup saya."
Aku menggeleng keras, "Berhentilah, jangan membuat pekerjaanku menjadi sulit."

Gadis itu membungkukkan badan seraya berkata, "Saya tahu tidak ada gunanya memaksa anda. Saya hanya bisa menitip barisan doa agar anda sampaikan pada-Nya. Kalau bisa memilih, saya tetap akan mengejar cahaya merah jambu itu."
Aku menjawab, "Tidak perlu kau sampai tertunduk menangis. Cahaya merah jambu itu bukan untuk kau. Jangan buang air mata kau, aku tidak bisa berbuat banyak. Ikhlaskan cahaya tersebut pudar. Percayalah, sinaran lain akan memancarkan warna yang lebih indah."

Gadis tersebut mengangkat wajahnya dan ternyata dia tidak sedang menangis, "Saya tidak mengeluarkan air mata, yang saya lakukan tadi adalah sekedar memohon sedikit waktu lagi untuk bisa menikmati cahaya tersebut. Untuk sekarang, biarkan saya mengejarnya hingga pudar."
Gadis itu tersenyum, mengucap salam sebelum dia berlalu...

Kutarik tangannya, "Berhati-hatilah SAYA. Jangan biarkan hatimu jatuh lebih jauh."
Dia mengangguk seraya berkata, "Terimakasih banyak, Yaa Jibril...."

Dan gadis bernama SAYA itupun kembali mengejar Cahaya yang dicintainya....
Cahaya yang pada akhirnya dia pun ketahui, tak akan menjadi miliknya......

1 comment: