Desa Tangkahan terletak di Langkat, Sumatera Utara. Perjalanan darat memakan waktu ±3jam dari kota Medan.
Suatu titik kecil di belahan sumatera yang belum pernah aku kunjungi sebelumnya..
Pemandangan alam yang bersih terhampar sepanjang jalan menuju Tangkahan. Ironisnya, dahulu justru penduduk Tangkahan bekerja sebagai illegal-logger atau pemasok kayu gelap. Tindakan kriminal ini sempat dijalani hampir 10-15tahun oleh penduduk setempat. Hingga pada suatu masa, datanglah beberapa turis yang memberikan pengarahan kepada penduduk setempat bahwa tindakan mereka (illegal logging) adalah salah dan dapat merusak lingkungan.
Sejak itu, penduduk Tangkahan pun berubah menjadi masyarakat "hijau" yang cinta lingkungan.
Satu nama pun tidak terlepas dari sorotan saya, Bang Mega, warga asli Tangkahan yang sempat merantau di Medan sebagai buruh pabrik.
Terlintas di pikirannya untuk mengubah kampungnya tersebut menjadi objek ekowisata, Bang Mega pun bertekad akan membangun kampungnya dari titik terkecil.
Sambil menabung dari upahnya bekerja di pabrik, Bang Mega pun mengikuti kursus bahasa Inggris. Terus meningkatkan kemampuan komunikasi verbal nya serta belajar banyak di tiap detik perjalanan hidupnya maka Bang Mega pun kini sukses membangun lodge/wisma di tepian sungai jernih di tangkahan.
Sebuah semangat yang patut kita tiru. Alasan utama Bang Mega adalah kecintaannya terhadap kampung halamannya, dia sadar Tangkahan memiliki potensi wisata alam maka dia kembangkan sehingga kini Tangkahan sudah mulai mendunia..
Para turis dari Eropa kerap berkunjung ke Tangkahan dan menginap di lodge Bang Mega.
Ketika ditanya kendala yang sering dialami dalam mengembangkan usahanya, lucunya Bang Mega justru menjawab bahwa turis lokal kerap kurang kooperatif dan suportif.
Backpacker domestik sering membawa kompor portable dan mengotori kamar dengan sampah bekas makanan instan.
Pula ternyata, keuntungan yang didapat Bang Mega bukanlah dari uang sewa kamar (rate sekitar 75ribu-150ribu), melainkan dari restoran Lodge.
Disini aku merasa tersentil, karena terkadang ketika melakukan perjalanan bersama rekan-rekan backpacker, kami sering membawa makanan sendiri, hahaha..
Kini aku tau bahwa kita sebagai backpacker domestik harusnya lebih kooperatif :)
Kembali ke ekowisata Tangkahan, ada banyak aktifitas yang bisa dijalani disana:
Wisata safari menunggangi gajah, memandikan gajah, tracking di hutan, wisata sungai yg jernih, air terjun dan masih banyak lainnya.
Mudah-mudahan kisah Bang Mega bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita untuk mencari dan menggali apa yang bisa menjadi potensi kita.
Beliau bahkan tidak menutup diri dari teknologi, dia sempat mengutarakan "mungkin saya akan segera menggunakan Blackberry agar praktis", ujarnya
.
Tentu secara tersirat, kita bisa membaca bahwa diapun menyadari peranan teknologi demi kemajuan bisnisnya.
Meng-implementasi teknologi secara positif :)
Sekarang kembali ke pribadi kita masing-masing, bagaimana kita mengarahkan bekal yang telah kita miliki.
Yuk cari inspirasi dan cintailah alam !!
"Think positive and the universe will work with you". (Paulo Colheo)