Tuesday, September 7, 2010

Better To Lose a Lover Than To Love a LOSER

.....I've been down and
I'm wondering why
These little black clouds
Keep walking around
With me.....

Kepikiran buat posting dengan tema "ini" setelah beberapa feedback yang saya terima akhir-akhir ini...
Iya, semua karena saya mengikuti suatu program berlabel "Take a Celebrity Out"..
Mari kita bahas tentang apa yang terjadi sebelum, disaat dan setelah acara tersebut ditayangkan..
Tidak, saya tidak akan memberi detil spesifik... Hanya mencoba berbagi pengalaman tentang ilmu ikhlas dan mengenal lebih dalam mengenai istilah "moving on"...

I used to call him "Cess".. Tapi itu dulu.. Ketika semua masih terasa indah dan manis, ketika segala masih terasa merah jambu..
Bertemu disalah satu program olahraga, saya tahu kalau sepasang mata belingsatan terus menyorot ke saya..
Bukan apa-apa, memang cara saya berpakaian saya waktu itu mungkin cukup seronok jadi mata dia tidak terlepas dari saya..
Namun saya diburu waktu kala itu, ingin bergegas pamit meninggalkan ruangan karena di lobby seorang kekasih gelap saya tengah menunggu, "dia yang namanya tidak boleh disebut", dia adalah seorang pembawa acara juga yang cukup mendominasi publik indonesia yang haus berita.. Namun maaf, namanya tidak bisa disebut.. Sebut saja dia "Lord Voldemort".

Cess kala itu cukup mendesak dengan gayanya yang sotoy untuk minta nomer handphone saya dengan alasan untuk kepentingan kerja, notabene padahal dia bukan partner saya..
Lalu saya jawab "PIN BB aja sini gue add".
C: "Sorry gue anti BB." (Sambil memegang Nokia nya yg menurut dia super canggih itu).
Tadinya saya gondok liat tabiatnya yang songong dan pecicilan tapi berhubung saya buru-buru jadi saya beri saja nomer saya.
Tapi disitulah awalnya, awal dari semua drama..

Setelah kisah naik-turun saya dengan Lord Voldemort yang hitam-putih cenderung abu-abu, hari-hari saya mulai diisi dengan basa-basi Cess ke saya mulai dari sms dan wall di Facebook..
Sampai satu waktu dimana saya jengkel dengan Lord Voldemort, saya menerima sms dari Cess, isinya "suka nonton basket kan? Sabtu liat SM main yuk".
Nekad, saya malah telepon Cess buat ajak ketemu malam itu.. Cess mengiyakan buat bertemu di suatu mall inisial "PP" (jelas banget inisialnya hahahaha) karena dia sekaligus ada meeting disana..

Saya bilang, saya pulang dulu karena bawa belanjaan banyak. Tapi entah kenapa sampai dirumah, saya malah mengurungkan niat untuk bertemu Cess.
"Duh gue udah enak dirumah nih, kayaknya ga jadi aja deh. Next time yah." Kurang lebih itu yang saya sampaikan.
Then we only talk for few minutes on the phone. Abis itu saya lupakan sosok dia dan mencoba tidur.
Namun esok & seterusnya hubungan saya dan Lord Voldemort semakin memburuk bahkan pake tangis-tangisan, satu hal yang selalu saya hindari dalam satu hubungan.

Singkat kata, hari-hari saya mulai diisi dengan pribadi baru yang lucu..
He makes me laugh all the time, we got same vision on everythings, he pays attention to every little details of myself.
Ketemu hampir tiap hari, komunikasi rutin tiap hari. Disirami dengan penuh perhatian dan kasih sayang.
He has his own unique way to express his feeling to me.
Siapa yang tak akan jatuh hati dengan keadaan seperti itu.
Until the situation is really absurd.
He won't let me go but he can't commit, which is funny, rite?
But I won't spill any details of drama that we used to had.
Intinya, aku adalah Libra yang keras dan tidak suka plin-plan..
Kalau memang MAU yah bilang mau, kalau memang NGGAK silahkan katakan NGGAK....
Jangan MAU yang NGGAK-NGGAK...


Finally, he tried to let me go. I know it's hard for him, but he made this harder.
We ocassionally met afterwards because we still had working-contracts to do together but then I dissapeared.....
My choice, my decision. Itu yang pernah dia bilang.

Dia juga pernah bilang dia ga akan pernah ikhlas sampai kapanpun kalau pria berikutnya tidaklah lebih baik dari dia.
Lucu.... Asli komedi menurut saya...

Dia masih terus menghubungi saya mengatasnamakan silahturahmi, mengatakan kalau kita tidak perlu jadi "begini", kita seharusnya masih berteman, blablabla..
Dia memang benar, tapi maaf kawan, wanita punya caranya sendiri untuk "clear their mind"..
Pernah satu kali saya tidak sengaja bertemu dia di suatu acara, saya malah usir dia setengah nangis dan menolak berbicara dengannya padahal dia berusaha bicara dengan sopan dan baik hati...
Sekali lagi, silahkan anggap saya kejam tapi saya punya alasan, hati ini pernah disakiti.. Dan yah saya memang cukup pendendam namun saya pemaaf kok..
Forgiven but NOT forgotten.

Sampai akhirnya saya bertemu dia kembali di acara tv nasional yang se-Indonesia menyaksikan. Saya tau dia akan ada disana malam itu, tapi dia bukan target utama saya.
Target saya adalah bertemu dengan teman-teman baru untuk berbagi pengalaman.
Apa yang kalian saksikan malam itu adalah nyata, apa adanya.. Jujur sejujur-jujurnya.
Dan keputusan saya adalah bulat tanpa adanya paksaan dari siapapun.

Karena, kawan, pada akhirnya kita semua tahu, sejarah yang pahit adalah "tamparan" buat kita.
Dan tentunya kita tidak akan ingin mengalami "tamparan" yang sama.

Putus cinta atau patah hati bukanlah akhir dari dunia. Mereka hanyalah kiamat sugra alias kiamat kecil but we'll survive anyway.

Saya sudah pernah mengalami kehilangan terpahit dalam hidup saya, kehilangan papa diusia 14tahun. Itu baru namanya PATAH HATI terbesar bagi saya, dan tidak akan ada yang bisa mengalahkan sakitnya hati saya kala itu. Saya cukup pelit untuk airmata di bidang percintaan..

Saya lebih memilih menangisi zebra dimakan singa ketika menyaksikan Animal Planet, atau kejepit pintu sekalian ketimbang menangisi putus cinta.
Tapi saya pun pernah patah hati sampai menangis pilu kok sekitar tahun 2008 tapi sudah sampai situ saja, airmatanya udah kering buat pacar-pacaran tak berujung kejelasan, hahahahaaaa...

Kembali ke program TV tersebut, sesudah tayang banyak yang menyayangkan kenapa saya mematikan lampu Cess. Bahkan menganggap saya tidak bisa melihat mana yang benar.
Wow, banyak yang menganggap saya antagonis.... :)
Andai kalian tahu kemelut apa yang terjadi di hati saya kala itu..

Saya bersyukur malam itu saya lebih memilih Tchiky, terlepas dari semuanya, Tchiky adalah pribadi yang pula unik dan menghangatkan. He's a womanizer, ladies man and a very lovable person.
Dan berhasil kita buktikan, we won as the best couple as that night.
Our feeling is mutual, whatever that is...
I do really care about tchiky, he's the nicest & cutest....as FRIEND..

Iya memang dulu saya yang memilih pergi atas keputusan sepihak yang saya buat sendiri, pula malam itu saya memutuskan untuk mematikan lampu dia. Namun percayalah, apapun yang saya lakukan, semuanya sangat beralasan.
Lagipula dalam suatu hubungan, kita harus selalu siap akan kehilangan.
Life is about letting go and moving on because afterall LOVE is a losing game.

Dan apa yang terjadi sesudah malam itu, saya kembali lagi ke nol besar.
Menyusun kembali mimpi-mimpi saya tentang cinta sejati, bahwa kebahagiaan tidak akan terjadi kalau kita tidak berusaha maksimal...
Cess tidak patah hati malam itu, dia tau bahwa dia akan mendapatkan yang lebih baik..

Begitu pula saya, saya tahu bahwa diluar sana masih ada yang lebih mencintai dan mampu menjaga saya lahir batin...
I believe someone out there will make eveything better for me, if there's none, then I'll make it BEST on my own :)
Saya tidak pernah takut akan kesepian, mungkin saya akan menangis setitik-dua titik, tapi bukanlah akhir dari balada percintaan saya..

Buat kalian yang membaca catatan ini, ingatlah bahwa "semua sudah ada jatahnya masing-masing, tidak akan tertukar baik rezeki maupun JODOH."

Ohya btw, yess I remain SINGLE and I won't ever give up on LOVE. Never.
:-)


.......It wastes time
And I'd rather be high
Think I'll walk me outside
And buy a rainbow smile
But be free
They're all free
So MAYBE TOMORROW
I'll find my way home............
-Stereophonics